A. Definisi Kanker Serviks
Kanker serviks
adalah bagian ujung bawah rahim dan sering kali di sebut serviks uteri. Bagian
atas rahim adalah tempat berkembangnya rahim. Serviks menghubungkan badan rahim
dengan vagina ( jalan rahim ). Bagian yang dekat dengan vagina disebut eksoserviks
atau ekstoserviks. Tempat bertemunya dua struktur tadi disebut zona
transformasi. Sebagian besar kanker serviks bermula dari zona transformasi.
B. Perubahan dan gejala terjadinya kanker
serviks
Gejala kanker
leher rahim merupakan kanker nomor dua yang paling sering terjadi pada
wanita di seluruh dunia. Penyebab kanker serviks umumnya terkait dengan virus
menular seksual yang disebut Human Papiloma Virus atau ‘HPV’. Sebagian besar
infeksi HPV tidak akan mengarah ke gejala awal kanker serviks dan kanker.
Namun, infeksi dengan jenis virus ini dapat menyebabkan perubahan abnormal pada
sel-sel dari leher rahim dan kedepannya bisa menjadi penyebab kanker serviks
atau rahim . Perubahan tertentu yang disebut “lesi yang membahayakan” dapat
berlanjut ke gejala awal kanker serviks dan kanker serviks jika tidak dirawat.
Gejala umum kanker serviks termasuk gejala awal adalah:
·
Pendarahan vagina setelah hubungan seksual
·
Sakit panggul
·
Rasa sakit selama hubungan seksual
·
perdarahan abnormal antara periode menstruasi
·
pendarahan berat selama menstruasi Anda
·
Peningkatan frekuensi urin
Ketika gejala awal kanker serviks dicurigai,
Ketika gejala awal kanker serviks dicurigai,
C. Faktor Penyebab Serta Pencegahan Dari
Kanker Serviks
Penyebab Kanker Serviks
Human papilloma virus atau
HPV adalah penyebab utama kanker serviks. Ada berbagai jenis HPV. Tetapi ada
jenis lain HPV yang dianggap 'berisiko tinggi' untuk kanker leher rahim. HPV
diturunkan dari orang ke orang lain melalui kontak seksual. Wanita yang terkena kanker serviks telah mengalami infeksi
sebelumnya oleh virus HPV. Jenis HPV risiko tinggi dapat menyebabkan perubahan
dalam sel-sel yang menutupi leher rahim yang membuat mereka lebih mungkin untuk
menjadi kanker pada waktunya. Tapi kebanyakan wanita yang terinfeksi dengan
virus ini TIDAK terkena kanker serviks. Jadi faktor-faktor lain juga harus
diperlukan. Lain risiko wanita yang merokok lebih
mungkin untuk mendapatkan kanker leher rahim dibandingkan mereka yang tidak.
Minum pil dapat meningkatkan risiko seorang wanita dari kanker serviks. Tidak
jelas mengapa hal ini. Perempuan dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga
lebih mungkin untuk mendapatkan kanker leher rahim, seperti juga mereka yang
telah memiliki anak dalam jumlah yang banyak.
Pap smear adalah teknik penyaringan yang terbaik
saat ini tersedia untuk mengevaluasi sel-sel di mulut leher rahim. Pap smear
adalah suatu tes untuk gejala awal kanker serviks seperti kanker atau pra-sel
kanker leher rahim. Sebagian besar hasil tes Pap smear dinilai dari Kelas I
sampai Kelas V.
·
Kelas I adalah normal,
·
Kelas II berarti suatu iritasi atau peradangan,
·
Kelas III berarti ia adalah benar displasia
serviks yang dapat berkisar dari ringan sampai serius,
·
Kelas IV mungkin menjadi salah satu dari
berbagai pra-kanker atau kanker,
·
Kelas V adalah salah satu yang serius
tanda-tanda kanker serviks invasif.
Inspeksi Visual Asam Asetat ( IVA ) adalah tes visual menggunakan larutan asam cuka (
asam cuka 3-5 % ) dan larutan losium lugol pada serviks dan melihat perubahan
warna yang terjadi setelah dilakukan olesan. IVA merupakan pemeriksaan visual
ectoserviks, squamocolumnar juction (SCJ ) atau sumbangan skuamokolumner, dan
canal endoserviks dengan mata telanjang ( tanpa pembesaran ) dengan mengoleskan
asam asetat. IVA hanya digunakan sebagai tes penapisan dengan hasil laporan :
1. Tes-positif
2. Tes-negatif
3. Dicurigai kanker
Tujuan IVA untuk melihat adanya sel yang mengalami
dysplasia sebagai salah satu metode skrining kanker serviks. Kelebihan IVA,
yaitu kesederhanaan teknik dan kemampuan untuk memberikan hasil yang segera
kepada ibu. IVA tidak direkomendasikan kepada wanita pasca menopause, karena
daerah transisional seringkali terletak di kanalis servikalis dan tidak tampak
dengan pemeriksaan inspekulo.
Yang menjalani IVA tes adalah semua wanita yang berusia 30-45
tahun. Hal itu dikarenakan kanker serviks menempati angka tertinggi diantara
wanita yang berusia 40-50 tahun, sehingga IVA tes harus dilakukan pada saat
lesi pra kanker lebih mungkin terdeteksi yaitu 10-20 tahun lebih awal dari usia
kejadian.
Seorang wanita menjalani IVA tes dapat dilakukan
kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk saat menstruasi, pada masa
kehamilan, dan saat asuhan nifas atau pasca keguguran. IVA tes juga dapat
dilakukan pada wanita yang dicurigai/diketahui memiliki inspeksi menular
seksual/IMS dan HIV/AIDS. Kunjungan untuk klien yang tidak bermasalah bisa
dilakukan setiap 5 tahun sekali. Jika pada saat pemeriksaan ditemukan
masalah/kelainan maka penanganannya dapat dilakukan sesuai dengan keadaan
klien.
Penilaian klien IVA tes.
Deteksi dini kanker serviks biasanya dilakukan
sebagai bagian dari program penapisan kesehatan reproduksi. Program tersebut
dapat dilakukan pada pelayanan kesehatan primer, seperti kunjungan prenatal
atau post partum/nifas, pemakaian awal atau lanjutan KB, asuhan pasca
keguguran, kontrol kontrasepsi mantap, atau penilaian IMS. Oleh karena itu,
riwayat singkat dan pemeriksaan harus disajikan dalam konteks pelayanan
kesehatan reproduksi. Klien dapat di anamnesa secara singkat tentang kesehatan
reproduksinya, antaralain : riwayat menstruasi, pola pendarahan, paritas, usia
pertama kali melakukan hubungan seksual dan penggunaan alat kontrasepsi.
terimakasih banyak untuk pembahasannya ini sangat membantu
BalasHapushttp://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-kanker-serviks/