STRESSOR DAN MEKANISME KOPING PADA LANJUT USIA

STRESSOR DAN MEKANISME KOPING PADA LANJUT USIA

Rabu, 23 November 2011

kanker serviks



A.      Definisi Kanker Serviks
Kanker serviks adalah bagian ujung bawah rahim dan sering kali di sebut serviks uteri. Bagian atas rahim adalah tempat berkembangnya rahim. Serviks menghubungkan badan rahim dengan vagina ( jalan rahim ). Bagian yang dekat dengan vagina disebut eksoserviks atau ekstoserviks. Tempat bertemunya dua struktur tadi disebut zona transformasi. Sebagian besar kanker serviks bermula dari zona transformasi.
B.     Perubahan dan gejala terjadinya kanker serviks
Gejala kanker leher rahim merupakan kanker nomor dua yang paling sering terjadi  pada wanita di seluruh dunia. Penyebab kanker serviks umumnya terkait dengan virus menular seksual yang disebut Human Papiloma Virus atau ‘HPV’. Sebagian besar infeksi HPV tidak akan mengarah ke gejala awal kanker serviks dan kanker. Namun, infeksi dengan jenis virus ini dapat menyebabkan perubahan abnormal pada sel-sel dari leher rahim dan kedepannya bisa menjadi penyebab kanker serviks atau rahim . Perubahan tertentu yang disebut “lesi yang membahayakan” dapat berlanjut ke gejala awal kanker serviks dan kanker serviks jika tidak dirawat.


Gejala umum kanker serviks termasuk gejala awal adalah:
·         Pendarahan vagina setelah hubungan seksual
·         Sakit panggul
·         Rasa sakit selama hubungan seksual
·         perdarahan abnormal antara periode menstruasi
·         pendarahan berat selama menstruasi Anda
·         Peningkatan frekuensi urin
Ketika gejala awal kanker serviks dicurigai, 
C.       Faktor Penyebab Serta Pencegahan Dari Kanker Serviks  
Penyebab Kanker Serviks
Human papilloma virus atau HPV adalah penyebab utama kanker serviks. Ada berbagai jenis HPV. Tetapi ada jenis lain HPV yang dianggap 'berisiko tinggi' untuk kanker leher rahim. HPV diturunkan dari orang ke orang lain melalui kontak seksual. Wanita yang terkena kanker serviks telah mengalami infeksi sebelumnya oleh virus HPV. Jenis HPV risiko tinggi dapat menyebabkan perubahan dalam sel-sel yang menutupi leher rahim yang membuat mereka lebih mungkin untuk menjadi kanker pada waktunya. Tapi kebanyakan wanita yang terinfeksi dengan virus ini TIDAK terkena kanker serviks. Jadi faktor-faktor lain juga harus diperlukan. Lain risiko wanita yang merokok lebih mungkin untuk mendapatkan kanker leher rahim dibandingkan mereka yang tidak. Minum pil dapat meningkatkan risiko seorang wanita dari kanker serviks. Tidak jelas mengapa hal ini. Perempuan dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga lebih mungkin untuk mendapatkan kanker leher rahim, seperti juga mereka yang telah memiliki anak dalam jumlah yang banyak.
Pap smear adalah teknik penyaringan yang terbaik saat ini tersedia untuk mengevaluasi sel-sel di mulut leher rahim. Pap smear adalah suatu tes untuk gejala awal kanker serviks seperti kanker atau pra-sel kanker leher rahim. Sebagian besar hasil tes Pap smear dinilai dari Kelas I sampai Kelas V.
·         Kelas I adalah normal,
·         Kelas II berarti suatu iritasi atau peradangan,
·         Kelas III berarti ia adalah benar displasia serviks yang dapat berkisar dari ringan sampai serius,
·         Kelas IV mungkin menjadi salah satu dari berbagai pra-kanker atau kanker,
·         Kelas V adalah salah satu yang serius tanda-tanda kanker serviks invasif.
Inspeksi Visual Asam Asetat ( IVA ) adalah tes visual menggunakan larutan asam cuka ( asam cuka 3-5 % ) dan larutan losium lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan. IVA merupakan pemeriksaan visual ectoserviks, squamocolumnar juction (SCJ ) atau sumbangan skuamokolumner, dan canal endoserviks dengan mata telanjang ( tanpa pembesaran ) dengan mengoleskan asam asetat. IVA hanya digunakan sebagai tes penapisan dengan hasil laporan :
1.      Tes-positif
2.      Tes-negatif
3.      Dicurigai kanker

Tujuan IVA untuk melihat adanya sel yang mengalami dysplasia sebagai salah satu metode skrining kanker serviks. Kelebihan IVA, yaitu kesederhanaan teknik dan kemampuan untuk memberikan hasil yang segera kepada ibu. IVA tidak direkomendasikan kepada wanita pasca menopause, karena daerah transisional seringkali terletak di kanalis servikalis dan tidak tampak dengan pemeriksaan inspekulo.

Yang menjalani IVA tes adalah semua wanita yang berusia 30-45 tahun. Hal itu dikarenakan kanker serviks menempati angka tertinggi diantara wanita yang berusia 40-50 tahun, sehingga IVA tes harus dilakukan pada saat lesi pra kanker lebih mungkin terdeteksi yaitu 10-20 tahun lebih awal dari usia kejadian.
Seorang wanita menjalani IVA tes dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk saat menstruasi, pada masa kehamilan, dan saat asuhan nifas atau pasca keguguran. IVA tes juga dapat dilakukan pada wanita yang dicurigai/diketahui memiliki inspeksi menular seksual/IMS dan HIV/AIDS. Kunjungan untuk klien yang tidak bermasalah bisa dilakukan setiap 5 tahun sekali. Jika pada saat pemeriksaan ditemukan masalah/kelainan maka penanganannya dapat dilakukan sesuai dengan keadaan klien.

Penilaian klien IVA tes.
Deteksi dini kanker serviks biasanya dilakukan sebagai bagian dari program penapisan kesehatan reproduksi. Program tersebut dapat dilakukan pada pelayanan kesehatan primer, seperti kunjungan prenatal atau post partum/nifas, pemakaian awal atau lanjutan KB, asuhan pasca keguguran, kontrol kontrasepsi mantap, atau penilaian IMS. Oleh karena itu, riwayat singkat dan pemeriksaan harus disajikan dalam konteks pelayanan kesehatan reproduksi. Klien dapat di anamnesa secara singkat tentang kesehatan reproduksinya, antaralain : riwayat menstruasi, pola pendarahan, paritas, usia pertama kali melakukan hubungan seksual dan penggunaan alat kontrasepsi.

1 komentar:

  1. terimakasih banyak untuk pembahasannya ini sangat membantu

    http://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-kanker-serviks/

    BalasHapus