- PENDAHULUAN
Penyakit flu burung dikenal pada
1997 di Hongkong, mulai menyebar dan menular secara global atau secara luas
melalui peternakan. Penyebaran
tersebut berawal dari unggas-unggas kemudian menyebar atau menular ke
manusia secara cepat melalui kotoran, udara dan sebagainya. Virus flu burung bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, penyakit tersebut harus diwaspadai (Cucunawangsih, 2006:1--2).
Flu
burung telah menjadi ancaman yang berbahaya, di Indonesia pada Juni 2007 angka
kematian sebasar delapan puluh persen. Telah tercatat adanya seratus orang
terkena flu burung dan delapan puluh di antaranya meninggal dunia (Saputra,
2008:9).
Pada penulisan ini akan membahas tentang penularan virus
flu burung serta orang yang berisiko tinggi tertular virus ini. Adapun maksud
dari penulisan ini adalah untuk membantu masyarakat memahami secara lebih rinci
tentang penularan serta orang yang berisiko tertular virus flu burung.
Penyakit
flu burung merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus influenza yang
ditularkan oleh unggas seperti ayam, bebek, burung, angsa, kalkun, atau unggas
sejenis. Penyakit
flu burung adalah penyakit pada hewan. Tetapi dalam perkembangannya virus ini
mengalami perubahan pada struktur jenisnya yang mengakibatkan virus ini dapat
ditularkan kepada manusia
(Cucunawangsih, 2006:2--3).
Flu burung atau influenza burung adalah suatu penyakit
virus yang menyebabkan penyakit pada spesies unggas. Sedangkan H5N1 adalah
virus yang telah terbukti mematikan bagi unggas dan telah menginfeksi beberapa
orang. H5N1 adalah nama ilmiah untuk virus flu burung dan mengindikasikan
subtipe virusnya. H adalah singkatan dari hemaglutinin, yaitu suatu protein
yang membantu virusnya menempel pada suatu sel. N adalah singkatan dari
neuraminidase yaitu suatu protein yang virusnya meninggalkan sel inang dan
pindah untuk menginfeksi sel lainnya (Saputra, 2008:249).
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu: cara
penularan dan orang yang berisiko tertular virus flu burung.
Selanjutnya, tujuan makalah ini, yaitu: utuk mengetahui
cara penularan dan orang yang berisiko tertular virus flu burung sehimgga
diharapakan para pembaca dan penulis dapat menghindari virus ini.
Sementara itu, makalah ini dapat bemanfaat bagi para
pembaca dan penulis. Adapun manfaatnya, yaitu: dapat mengetahui cara penularan
dan orang yang berisiko tertular virus flu burung.
- CARA PENULARAN FLU BURUNG
I.
Penularan
Virus Flu Burung
Menurut Cucunawangsih (2006:8) penting kiranya mengetahui sifat-sifat virus flu
burung karena dengan demikian dapat diketahui cara virus H5N1 ditularakn.
Sifat-sifat virus flu burung antara lain:
- Mudah berubah bentuk dan bermutasi
- Bertahan hidup di dalam air sampai empat hari pada suhu 220C dan lebih dari tiga puluh hari pada suhu 00C.
- Bertahan hidup lebih lama di dalam tinja atau tubuh unggas yang sakit.
- Mati pada pemanasan 800C selama satu menit atau dengan suhu 600C selama tiga puluh menit dan pada suhu 560C selama tiga jam.
- Mati dengan detergen, disinfektan (seperti formalin), cairan yang mengandung iodin (seperti betadine) serta natrium kalium hipoklorit (pemutih baju).
Yuliarti (2006:18)
mengatakan bahwa penularan flu burung dapat terjadi secara
langsung maupun tidak langsung. Penularan secara langsung yaitu penularan yang berkontak langsung antara hewan penderita
flu burung dengan hewan lain maupun dengan
manusia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli, sampai saat ini tidak ada bukti kuat yang
mengarah adanya penularan dari manusia ke manusia.
Penularan
secara tidak langsung dapat terjadi melalui udara yang tercemar material atau debu yang
mengandung virus Avian Influenza, makanan, minuman, alat atau perlengkapan
peternakan, kandang, kurungan, ayam, pakaian, kendaraan, peti telur yang
tercemar virus flu burung, dan semua barang yang pernah mengalami kontak dengan
penderita. Oleh karena itu, alat-alat yang berhubungan dengan penderita flu burung
harus didisinfeksi (Yuliarti,
2006:18--19).
Media lain untuk menularkan penyakit
flu burung adalah lingkungan sekitar. Bila di sekitar
kandang ternak unggas, atau burung peliharaan yang tiba-tiba mati, harus diperhatikan. Jika unggas terjangkit virus H5N1, bisa
dipastikan bahwa udara sekitar mengandung virus flu burung tersebut. Udara dan
peralatan yang tercemar kotoran ternak unggas akan menjadi media perantara
penularan virus H5N1 yang sangat baik (bdk http://fluburung.org/cara-cara-penularan-flu-burung.asp).
Virus
flu burung mempunyai amplop, sehingga relatif sensitif bila terkena zat kimia
yang mengandung lipid, seperti deterjen. Virus akan rusak oleh formalin, asam
encer, panas, PH yang terlalu tinggi, dan kekeringan, sehingga bahan-bahan
kimia tadi bisa digunakan untuk melakukan disinfeksi kandang maupun peralatan
peternakan yang telah terkontaminasi virus flu burung. Virus dapat ditemukan pada kerabang telur
dan bagian dalam telur ayam, waspadai
pula lalat kandang, lalat rumah, dan
kecoa (Yuliarti,
2006:19).
Yuliarti (2006:20--22) mengatakan bahwa dengan adanya penularan flu burung.
Hal yang harus diwaspadai antara lain:
- Memeriksakan kesehatan unggas liar seperti itik, angsa, dan burung peliharaan seperta jalak, merpati, perkutut, nuri, dan kakaktua karena kadang-kadang mereka tidak menunjukkan gejala klinis bila terserang penyakit.
- Jangan memelihara unggas yang pernah terserang flu burung karena masih dapat menularkan penyakit dalam waktu lama sebab tubuhnya masih mengandung virus flu burung.
- Beternak dengan mencampur berbagai hewan tidak dianjurkan. Kontak langsung antara itik, babi, dan ikan yang dipelihara pada lokasi yang sama dapat menimbulkan strain baru virus influenza.
- Harus selalu melakukan prosedur higienis saat melakukan kontak langsung dan tidak langsung dengan penderita atau yang diduga terkena flu burung, baik hewan maupun manusia.
- Lakukan biosekuriti ketat dan usahakan selalu menjaga kebersihan kandang dengan melakukan deinfeksi secara teratur pada semua peralatan kandang, kandang dan sekitarnya.
- Penularan Antarunggas
Penyakit flu
burung dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari
kotoran unggas yang sakit. Penularan juga bisa terjadi melalui air minum dan
pasokan makanan yang terkontaminasi
oleh kotoran yang terinfeksi virus
(Cucunawangsih, 2006:12).
Beberapa penyebab
terjadinya penularan flu burung antarunggas yaitu :
- Melalui kotoran unggas.
- Melalui lendir yang keluar dari hidung dan mata.
- Melalui sepatu atau pakaian yang tercemari virus.
- Melalui air yang tercemar.
- Melalui penjualan dan lalu lintas unggas.
- Melalui burung-burung liar
- Penularan dari Unggas ke Manusia
Flu burung bukan hanya menyerang unggas melainkan juga dapat menyerang
hewan lain seperti babi, kucing, dan musang. Namun pola penularan dari hewan ke
manusia tidak berubah, yakni virus flu burung hanya dapat menular ke manusia
melalui unggas saja tidak melalui hewan lainnya. Hingga saat ini tidak
ditemukan satu pun kasus yang menunjukkan bahwa hewan selain unggas dapat
menularkan virus flu burung ke manusia. Penularan tersebut dapat terjadi
melalui telur (bdk http://bowoblog.wordpress.com/2009/05/27/penularan-flu-burung/).
Cucunawangsih (2006:13--14) mengatakan penularan virus flu
burung dari unggas ke manusia dapat terjadi ketika manusia bersinggungan langsung dengan
unggas yang terinfeksi flu burung, atau dengan permukaan benda-benda yang
terkontaminasi oleh kotoran unggas yang mengandung virus H5N1. Unggas yang dipelihara dilepas atau tidak dimasukkan dalam kandang,
bahkan terkadang menyatu dengan rumah dan tempat anak-anak bermain.
Kondisi ini sangat mungkin terjadi
penularan dari unggas ke manusia, karena di dalam kotoran unggas yang sakit
terkandung banyak virus H5N1.
- Penularan Antarmanusia
Penularan flu burung juga dapat
terjadi dengan perantara manusia. Akan tetapi, penularan
lewat manusia merupakan media yang sangat tidak efektif. Virus H5N1
berbeda karakter dengan virus H1N1 penyebab flu babi yang sangat efektif
ditularkan lewat manusia (bdk http://fluburung.org/cara-cara-penularan-flu-burung.asp).
Hingga saat ini tidak ditemukan kasus yang menunjukkan bahwa flu burung
dapat menular antar manusia. Namun demikian kewaspadaan tetap diperlukan.
Penggunaan masker pada saat merawat pasien yang terinfeksi flu burung merupakan
prosedur standar yang tidak bisa diabaikan. Tindakan berjaga-jaga merupakan
suatu tindakan yang bijak (bdk http://bowoblog.wordpress.com/2009/05/27/penularan-flu-burung/).
Saputra (2008:251) mengatakan
bahwa semua kasus pada manusia yang terkena virus flu burung sejauh ini adalah
penularan dari burung kepada manusia. Ada laporan penularan dari manusia ke
manusia di beberapa negara Asia, namun semua itu belum dikonfirmasikan. Akan
tetapi, sebagian besar pakar menganggap bahwa virus akan bermutasi sehingga
menjadi infeksi yang bisa dengan mudah menular antar sesama manusia dalam waktu
dua tahun mendatang.
Menurut Cucunawangsih (2006:16) penularan ini mungkin
terjadi meskipun tidak efisien, karena semua virus influenza mempunyai
kemampuan untuk berubah-ubah secara genetik. Penularan virus influenza A (H5N1)
antarmanusia ditandai dengan terinfeksinya orang-orang dalam satu kelompok,
seperti tinggal dalam satu keluarga/rumah melalui kontak yang sangat dekat,
seperti ibu ke anak yang tidak
melakukan tindakan pencegahan yang semestinya. Penularan yang terjadi dalam
lingkungan satu kelas atau satu kantor disebut
cluster.
- Penularan dari Lingkungan ke Manusia
Media lain untuk menularkan penyakit
flu burung adalah lingkungan sekitar. Penularan
terjadi karena udara dan peralatan
yang
terkontaminasi oleh kotoran unggas yang terinfeksi virus H5N1. Kotoran unggas akan menjadi media perantara penularan virus H5N1 yang
sangat baik (bdk http://fluburung.org/cara-cara-penularan-flu-burung.asp).
Secara
teoritis, model penularan dapat
terjadi karena ketahanan virus H5N1 di alam atau lingkungan. Penularan terjadi
karena air yang terkontaminasi masuk ke dalam mulut selama berenang (di danau
atau sungai) atau melalui penularan langsung ke mata atau lubang hidung akibat
terpapar air yang terkontaminasi oleh kotoran unggas yang terinfeksi virus
H5N1. Kotoran unggas, biasanya kotoran ayam yang digunakan sebagai pupuk,
menjadi salah satu faktor risiko penyebaran flu burung (Cucunawangsih, 2006:17).
- Penularan ke Mamalia Lain
Menurut
Cucunawangsih (2006:18) virus flu burung (H5N1) dapat menyebar secara langsung
pada beberapa mamalia yang berbeda yaitu babi, kuda, mamalia yang hidup di
laut, familia felidae (singa,
harimau, kucing) serta musang. Menurut penelitian yang telah dilakukan, babi
tidak berperan penting pada wabah flu burung yang disebabkan oleh virus H5N1 di
Asia.
II.
Orang
yang Berisiko Tinggi Tertular Flu Burung
Menurut Yuliarti (2006:23) orang yang berisiko tinggi tertular virus flu
burung adalah:
- Orang yang bekerja di laboratorium untuk memeriksa sampel hewan yang diduga menderita penyakit flu burung atau melakukan penelitian tentang flu burung.
- Pekerja kebun binatang yang langsung menangani binatang terutama unggas.
- Pemilik unggas dan keluarga atau pegawainya yang bertugas mengurus unggas.
- Penjual unggas dan orang yang bekerja di pasar burung.
- Tukang masak yang bertugas mengolah unggas yang masih mentah.
- Orang yang bekerja menangani produk yang yang dikeluarkan dari peternakan seperti orang yang mengolah kotoran unggas, bulu, dan darah untuk dijadikan pupuk.
- Pegawai perkebunan yang menggunakan pupuk dari sisa peternakan unggas.
Menurut Cucunawangsih (2006:14--15) aktivitas yang termasuk dalam paparan
tinggi berisiko tertular flu burung adalah:
- Pekerja di peternakan unggas seperti anak kandang, dokter hewan, mantri hewan, maupun petugas kesehatan hewan lain yang sering melakukan kontak dengan unggas.
- Semua orang yang pernah berkontak langsung dengan unggas hidup yang sakit atau terinfeksi flu burung.
- Pekerja pemotong unggas.
- Orang yang menyentuh produk unggas yang terinfeksi flu burung.
- Orang yang tinggal di lingkungan sekitar dalam 1 km dari lokasi terjadinya kematian unggas akibat flu burung.
III.
KESIMPULAN
Virus flu burung merupakan virus pada hewan yang sangat
berbahaya. Virus mengalami perubahan pada stuktur genetisnya yang mengakibatkan
virus ini dapat tertular kepada manusia. Penularan flu burung dapat terjadi
secara langsung yaitu dengan berkontak langsung antara hewan yang penderita flu
burung sedangkan penularan secara tidak langsung dapat terjadi melalui udara
atau debu yang mengandung virus. Oleh karena itu kita harus waspada, virus ini
dapat menyebabkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Cucunawangsih. 2006. Flu
Burung. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Saputra, Lyndon. 2008. Flu Burung. Tangerang: Karisma Publishing Group.
Yuliarti, Nurheti. 2006. Menyikap Rahasia Penyakit Flu Burung. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Sumber lain:
http://fluburung.org/cara-cara-penularan-flu-burung.as
Diakses Kamis, 6 Januari 2011 Pukul 09.23 WIB
http://bowoblog.wordpress.com/2009/05/27/penularan-flu-burung/
Diakses Kamis, 6 Januari 2011 Pukul 09.19
WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar