I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada tahun 1552 sebelum masehi, di Mesir
dikenal penyakit yang ditandai dengan sering kencing dan dalam jumlah yang
banyak (Poliurial), dan penurunan
berat badan yang cepat tanpa disertai rasa nyeri. Kemudian pada tahun 400
sebelum masehi, penulis India Sushratha menamakan penyakit tersebut penyakit
kencing madu (Honey Urine Disease).
Akhirnya, Aretaeus pada tahun 200 sebelum masehi adalah orang yang pertama kali
memberi nama Diabetes yang artinya
“mengalir terus”, dan Mellitus
berarti “Manis”
Sejak ditemukan hormon insulin pada
tahun 1921 oleh Banting dan Best di Kanada, maka angka kematian dan keguguran
ibu-ibu Diabetes Mellitus yang hamil
semakin berkurang. Pada tahun 1956 Franke dan Fruchs mencoba tablet OAD (Obat
Anti Diabetes) pada manusia, yang akhirnya temuan OAD ini berkembang pesat
dengan berbagai jenis dan indikasi penggunaanya.
Menurut saraswati
syilvia (2009), diabetes mellitus adalah penyakit/gangguan metabolisme kronis
yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat insufisiensi
fungsi insulin. Ini dapat disebabkan oleh defisiensi produksi insulin atau
disebabkan oleh kurang responsifnya selsel tubuh terhadap insulin.
Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini
dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan,
gejalanya sangat bervariasi. Diabetes melitus jika tidak ditangani dengan baik akan
mengakibatkan timbulnya komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata,
ginjal, jantung, pembuluh darah kaki, syaraf, dan lain-lain. Penderita diabetes
melitus dapat mengalami beberapa komplikasi bersama-sama atau terdapat satu
masalah yang mendominasi, yang meliputi kelainan vaskuler, retinopati,
nefropati diabetik, neuropati diabetik dan ulkus kaki diabetik.
Menurut beberapa ahli kira-kira 4 % dari
penduduk dunia menderita diabetes dan 50 % dari penderita ini memerlukan
perawatan bedah. Penanggulangan gangren diabetik atau sering disebut kaki
diabetes merupakan bagian penting dalam suatu klinik diabetes. Sampai sekarang
kelainan vaskuler yang didapat sebagai komplikasi dari penyakit diabetes masih
tetap merupakan suatu tantangan. Gangren diabetik bisa membahayakan dan peluang
untuk menjalani amputasi yang besar maka pasien diabetes melitus dengan infeksi
kaki harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan yang lebih
intensif.
B.
Tujuan
Makalah
Dari latar belakang di
atas maka perlu adanya pengetahuan
tentang penyakit
Diabetes Mellitus tersebut untuk
mengurangi jumlah penderitanya. Sehingga, tujuan
makalah ini memberikan informasi bagaimana penyakit ini muncul/bekerja, gejala-gejala yang timbul pada penderita,
sehingga rekan medis dapat mendiagnosis dengan tepat.
C.
Rumusan
Masalah
1.
Menjelaskan Definisi penyakit, Etiologi,
Patofisiologi, Tanda dan gejala penyakit Diabetes Mellitus.
2.
Menjelaskan Komplikasi pada Diabetes Mellitus.
3.
Menjelaskan pengkajian focus, pemeriksaan
penunjang pada Diabetes Mellitus.
4.
Menjelaskan Penalaksanaan medis, Diagnosa,
dan Rencana Keperawatan pada Penyakit Diabetes Mellitus.
II.
PEMBAHASAAN
A.
Definisi
Penyakit Diabetes Melitus
Diabetes mellitus
adalah penyakit yang muncul karena pankreas tidak menghasilkan atau hanya
menghasilkan sedikit sekali insulin (Pratiwi, dkk, 2006: 171). Insulin adalah hormon
pankreas yang dihasilkan oleh sel-sel beta dalam pulau-pulau Langerhans (Hinchliff,
1999: 234). Hormon insulin mampu mengubah glukosa menjadi glikogen, sehingga
mengurangi kadar gula dalam darah. Selain itu, insulin juga membantu jaringan
tubuh menyerap glukosa, sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi.
Menurut WHO,
diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronis yang disebabkan oleh
faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik
hiperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol(http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/askep-diabetes-mellitus/, diakses Sabtu 22 Oktober 2011).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolism yang secara genetis
dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. Jika telah berkembang penuh secara klinis,maka diabetes mellitus
ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial,aterosklerotik dan
penyakit vaskuler mikroangiopati, dan neuropati. Manifestasi klinis hiperglikemia
biasanya sudah bertahun-tahun mendahului timbulnya kelainan klinis dari
penyakit vaskularnya. Pasien dengan kelainan toleransi glukosa ringan (gangguan
glukosa puasa dan gangguan toleransi glukosa) dapat tetap beresiko mengalami
komplikasi metabolicdiabetes.
Dari pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang
tandai dengan adanya kenaikan kadar glukosa dalam darah karena
ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan tubuh.
B.
Klasifikasi DM
WHO mengklasifikasikan DM berdasarkan perawatan dan
simtoma, yaitu:
a.
Diabetes
Mellitus tipe I (Insulin-dependent
diabetes mellitus (IDDM)
IDDM adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya
rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin
pada pulau-pulau Langerhans di pancreas. IDDM ini dapat menyerang anak-anak
maupun orang dewasa.
Kerusakan sel-sel langerhans yang menyebabkan defisiensi
insulin tersebut berhubungan dengan tipe HLA (Human Leucocyte Antigen) spesifik, predisposisi pada insulitis fenomena
autoimun (cenderung ketosis dan dapat terjadi pada semua usia muda) (Riyadi dan
Sukarmin, 2008: 70).
Sampai sekarang, IDDM ini belum dapat dicegah dan
disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olahraga. Kebanyakan penderita diabetes
ini memiliki kesehatan dan berat badan yang baik atau normal saat penyakit ini
mulai dideritanya. Selain itu, sensivitas dan respon tubuh terhadap insulin
umumnya normal, terutama pada tahap awal. Penyebab terbanyak dari kehilangan
sel beta diabetes tipe 1 ini adalah kesalahan reaksi autoimunitas
yang menghancurkan sel beta pada pancreas
yang menghancurkan sel beta pada pancreas
b.
Diabetes
Mellitus tipe II (Non-insulin-dependent
diabetes mellitus (NIDDM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar